Minggu, 01 April 2012

Filled Under:

Pelangi di SMA




Pelangi di SMA

Created By Dea Citra Alamanda

Ketika pertama kali kita masuk SMA mungkin beberapa dari kita merasakan antusias, khawatir atau penasaran dengan masa SMA. Namun satu hal yang pasti bagi kita itu adalah awal dari sesuatu yang baru. Tapi di satu sisi kita nggak pernah sadar kalau itu sebuah akhir bagi para senior yang akan segera lulus dan kita gantikan tempatnya.  Kita nggak tahu mungkin mereka masih ingin berada disini atau secepatnya pergi. Tapi itulah masa SMA penuh kejutan dan penuh warna.


Salah Nabrak
Created By Dea Citra Alamanda

Hampir semua anak-anak SMA pasti pernah ngerasain yang namanya salah nabrak termasuk saya.  Entah itu nabrak teman, nabrak guru, nabrak preman, atau nabrak bajaj, tapi sayangnya di batam nggak ada bajaj. Nah, untungnya nggak ada tuh kasusnya orang nabrak pesawat.
Kembali lagi ke nabrak orang, kalau saya perhatikan ada dua faktor penting, yaitu siapa yang kamu tabrak dan dimana lokasinya. Contoh pertama seandainya kamu nggak sengaja nabrak gebetan yang kamu suka, kebayang nggak sih rasanya? Ada panas dingin, malu, ingin  kabur atau bahkan sampai kepikiran ingin ditabrak lagi. Apa lagi lokasinya, kalau terjadi di tempat ramai mungkin kamu akan berpikir lari seribu langkah, bukan karena dia preman atau bawa senjata, tapi karena rasa panik dan malu karena ketemu gebetan dalam situasi yang nggak diduga. Tapi kalau dalam suasana sepi, mungkin kita akan senyum –senyum malu minta maaf sambil melempar pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini
Cowok                : dek, kamu bintang iklan POND’S ya?
Cewek                 : bukan kak. Kenapa emangnya?
Cowok                : soalnya wajahmu mengalihkan duniaku.
Dari contoh di atas, ujung-ujungnya malah jadi ajang kenalan.  Seperti kata pepatah bilang sambil menyelam, minum cola-cola (bosan ah kalau dari dulu minum air melulu). 
Saya pernah nggak sengaja menabrak seseorang. Seseorang itu salah satu teman yang spesial bagi saya. Saat itu yang saya rasakan adalah canggung banget.  Tapi saya nggak bisa membohongi perasaan saya kalau saya memang senang banget.
Tapi nggak semua yang namanya nabrak itu berakhir indah. Bayangin aja kalau yang kamu tabrak itu tembok, dan pada saat itu gebetan dan teman-teman kamu menyaksikan semua itu. Pasti kamu nggak akan nolak jika saat itu ada teman kamu yang nawarin baygon, atau mungkin kamu akan balik nanya ‘ada yang dingin nggak? Soalnya yang dingin lebih nikmat’.
Intinya nabrak itu tergantung dari sudut pandang masing-masing orang.  Selama itu terjadi pada orang lain, pasti kita tertawa dan menganggapnya lucu. Tapi bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita sendiri? Apakah kita cukup punya keberanian untuk menertawakan diri sendiri?


METAMORFOSIS
Created By Dea Citra Alamanda

Pada dasarnya perubahan ada di dalam setiap diri manusia, baik itu bersifat positif atau negatif. Tergantung dari pilihan masing-masing orang. Mungkin kalian pernah dengar dongeng tentang anak itik yang buruk rupa. Singkat cerita anak itik buruk rupa yang awalnya mengira dia berbeda dari itik lainnya tumbuh menjadi angsa yang cantik dan bahkan dapat terbang.  Sejak awal angsa ini nggak sadar kalau dia adalah seekor angsa dan menganggap dirinya itik. Tapi setelah dia tahu bahwa dia adalah angsa yang cantik yang bahkan mempunyai kemampuan lebih yaitu dapat terbang yang tidak dimiliki oleh seekor itik, angsa itu mulai menemukan jati dirinya.
                Apa yang saya pelajari dari cerita ini adalah saya pernah berpikir kalau saya dulu nggak mungkin dapat berprestasi. Tapi nyatanya saya dapat meraihnya melalui fase-fase perubahan yang saya alami. Apa yang dulu nggak mungkin sekarang menjadi mungkin. Yang dulunya saya hanya di pandang sebelah mata sekarang orang lain malah membuka tangan lebar-lebar untuk saya.  Seperti sebuah kutipan yang pernah saya baca  “ it’s always seems impossible until its done “   yang menginspirasi saya untuk menjadi lebih baik dari sebelumya.
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya bahwa ada juga perubahan yang berdampak negatif. Contohnya dari beberapa orang teman saya di SMA. Akibat dari salah pergaulan dan lingkungan yang nggak baik mereka mengalami perubahan, tapi perubahan itu nggak membawa mereka ke arah yang lebih baik. Malah membawa mereka semakin menjauh dari nilai-nilai moral. 
Tapi itulah yang dinamakan metamorfosis. Nggak semua ulat akan menjadi kupu-kupu. Ada juga yang mati sebelum dia sempat menjadi kupu-kupu. Itu semua tergantung dari diri masing-masing . Jika kamu mempunyai niat untuk berubah, nggak ada yang mustahil bagi kamu. Tapi kalau niat itu nggak ada, selamanya kamu akan tetap menjadi ulat. Yang terpenting perubahan itu harus diiringi dengan kedewasaan dalam memilihnya. Karena nggak semua perubahan yang datang itu dapat kita terima sepenuhnya.


TEMAN <---> MUSUH
Created By Dea Citra Alamanda

Di dalam satu sekolah sesungguhnya semua murid adalah teman kita. Tapi nggak semua yang namanya teman itu bisa kita katakan sebagai ‘teman’. Ada yang memang dasarnya baik dan tulus berteman dengan kita. Ada yang cuman sekedar say hello doang. Dan yang lebih parahnya berteman karena ada maunya.
Contohnya pertama kali masuk SMA, saya punya dua orang sahabat bernama Kimmy dan Mawar. Suatu ketika Mawar ditaksir seorang cowok yang bernama Marwan. Tapi ternyata Kimmy juga menyukai Marwan dan Kimmy yang cemburu mengalami perubahan sikap yang drastis terhadap Mawar. Kimmy mengadu domba  Mawar dan Marwan. Kimmy memfitnah Mawar dihadapan Marwan.  Alhasil Kimmy dan Mawar menjadi bermsuhan. Di sini saya berusaha bersikap netral dan nggak memihak. Tapi sikap Kimmy sudah keterlaluan sedangkan Mawar nggak pernah membalas perlakuan kejam Kimmy. Saya berusaha mendamaikan mereka serta menasihati Kimmy, tapi Kimmy sama sekali nggak mau mengubah sikapnya. Hingga akhirnya kemarahan saya memuncak dan itu mengakhiri persahabatan kami.
Tapi pengalaman mengenai teman nggak berhenti  sampai di situ. Saat saya pertama kali masuk di kelas IPA saya merasa bahwa ini bukan tempat saya. Semua teman kelihatannya asing bagi saya bahkan sahabat SMP saya sekalipun. Saya berpikir bahwa selera humor kami sangat berbeda, saya nggak akan cocok di kelas IPA dan saya benci dengan semua itu.  Sampai pernah suatu hari saya  berkelahi dengan geng di  kelas saya. Itu adalah hal yang paling menyebalkan. Membuat saya nggak nyaman saat sekolah dan saya mau  lulus dari sekolah ini secepatnya. Kalau dipikir-pikir sebenarnya permasahannya sangat sepele. Tapi setelah kami semua berbaikan, semuanya seketika berubah. Teman – teman  sekelasku ternyata sangat solid dan yang paling penting kami bisa menerima perbedaan masing-masing. Ternyata semua yang saya pikirkan selama ini salah. Semua berbeda setelah saya mengenal mereka. Sampai pada suatu saat saya sedang asyik bercanda dengan mereka. Baru saya sadar sudah menyia-nyiakan waktu selama ini.  Sepertinya waktu nggak adil, waktu terasa egois karena terlalu cepat berlalu sedangkan saya masih ingin di sini, masih ingin bersama mereka. Saya bingung kenapa dulu saya bisa berpikir buruk tentang mereka.           Mungkin memang benar kata pepatah ‘tak kenal, maka tak sayang’ dan itulah yang saya rasakan sekarang. Yah, tapi itulah warna-warni persahabatan. Mungkin kamu bisa berpikir hari ini kalau dia adalah sahabatmu, tapi besok mungkin saja dia berubah jadi musuhmu. Hanya waktu yang bisa menunjukkan kualitas sahabat sejati.
 Di samping semua itu inilah yang dinamakan indahnya masa SMA.  Di dalamnya terdapat suka dan duka yang mengiringi perjalanan kita.  Baik dan buruknya masa SMA akan menjadi kenangan yang nggak akan terganti.





***




0 komentar:

Posting Komentar