Minggu, 20 Mei 2012

Filled Under:

Narasiku


Ketika  bangun  pada hari  Senin  pagi, aku  sangat terkejut  karena   melihat jam di kamar telah  menunjukkan  pukul  06.30 WIB. Aku  langsung  bangun  dan  menuju  ke kamar  mandi. Sampai  di  kamar  mandi  tiba-tiba aku  terpeleset dan hampir saja mencederaiku. Ternyata hari itu aku menjadi siswa di SMA NEGERI 14 BATAM semua perlengkapanku telah ku persiapkan  dari semalam sore dan menyempatkan memakan sepotong roti keju agar pagi itu aku tidak  pingsan. Hari yang sangat menggugupkan saat akutiba disekolah saat bel telah berbunyi dan aku pun segera berlari-lari masuk kedalam kelas sambil meletakkan tasku dan berlari menuju lapangan. Pagi yang cerah dimana matahari menampakkan dirinya tepat pada waktunya, saat Upacara Apel  yang menegangkan saat itu kami bertepuk tangan tanda pembukaan MOS ( MASA ORIENTASI SISWA ).
Setelah itu seperti biasa kami siswa-siswi baru dikerjai oleh kakak-kakak osis. Disuruh menyanyi  dikelas sunnguh saat itu aku kami di perintahkan untuk menulis 1 artis yang disukai. Saat itu aku menulis Chelsea Olivia saat nama artis favorit teman ku dibacakan ternyata mereka wajib melakukan profesi yang artis itu lakukan misalnya: menyanyi, acting,dsb. Ups, setelah nama Chelsea Olivia dikumandangkan aku langsung permisi ke toilet kepada kakak osis yang memanggil nama itu aku keluar dengan wajah tak bersalah. Huh.. lega aku pun ke luar untuk melarikan diri dari suruhan kakak-kakak yang konyol itu tiba-tiba Tety, wilsa  memanggilku ternyata dia melakukan hal yang sama saat itu, seperti biasa mereka menghindar dari perintah kakak kelas yang usil. Selanjutnya kamiberlari mencari-cari tempat aman yang tak satu pun kakak osis itu melewatinya. Setelah waktu MOS berakhir aku pun berpisah kelas dari temanku tety,wilsa,dan reni. Aku duduk dikelas XB disana aku memiliki teman bernama gresia, rusminah, friska, Katarina, ayu, dll.
Saat itu kami memilih duduk saling berdampingan satu sama lain, tertawa bersama, gossip tentang karakter orang tua masing-masing. Teringat saat itu pelajaran sosiologi aku, Katarina, gres, rusminah dan friska sepakat untuk tak mendengarkan pelajaran bapak itu, kami cenderung bermain nama-nama buah, nama-nama hewan, bahkan nama-nama Negara sesuai cabut undi menggunakan jari. Bahkan kami pernah balajar sambil melipat kaki dikursi untung saat itu bapak tersebut sedang menjelaskan didepan dan Katarina hanya tertawa melihat perilaku kami semua.


Keesokan harinya seperti biasa kami juga melakukan gossip tentang artis-artis yang sedang hangat-hangatnya terjadi, tanpa peduli kami tertawa terbahak-bahak mendengarkan celotekan Katarina yang menggelitik. Apalagi pagi itu Katarina menceritakan bagaimana keperkasaannya saat memanjat pohom mangga yang tinggi bahkan sampai menyelesaikan rumahnya mulai dari mengecat, memasang besi sampai plester rumah. Dia menceritakan papanya memperlakukan semua anaknya sama, tanpa memandang laki-laki atau perempuan.

Masa-masa kelas X yang menyenangkan dimana kami memiliki wali kelas yang sangat perhatian kepada murid-muidnya Mis. Anjar namanya. Ibu yang manis dan lucu apalagi saat menggunakan bahasa jawanya pak lek…buk lekk sungguh sangat menggelitik. Kami juga mempunyai guru yang super lawak namanya Bu Siti dan Pak Ricardo mereka adalah pasangan serasi yang menghibur pikiran kami akan kejenuhan pelajaran ini. Apalagi pak ricardo adalah guru yang memegang study mtk wahh..sebuah pelajaran yang membuat otak harus berfikir secara maksimal. Namun, setiap pelajarannya kami selalu mengkait-kaitkannya dengan kisah percintaan mereka, sang bapak yang malu-malu dan sang ibu yang malu-malu. Saampai suatu saat disaat pelajaran MTK aku dan temanku tak bias menjawab pertannyaan pak Ricardo saat itu, saat itu siang terik yang menyengat dan tak satupun diatara kami yang mampu menjawab pertanyaan 0:4 dan 4:0. Amarah pak Ricardo semakin membara saat beliau melontarkan pertanyaan kepadaku aku tak bias menjawabnya, saat beliau menanyakan kepada feby, fitri, dang res tak satu pun bias menjawabnya. Akhirnya beliau mencoret-coret dinding dengan menulis angka 0 dan dengan saat yang sama kami dijemur diluar kelas sungguh peristiwa yang memalukan dimana pak Ricardo mempermalukan kebodohan kami kepada siswa kelas XI IPA. Untung pak Fitri menyuruh kami masuk kekelas karena panas dan takut kami sakit kepala.
Aku juga sering melewati hari-hariku dengan melakukan berbagai tugas kelompok, disana aku sering berbeda pendapat dengan ayu kadang aku memberi saran namun saranku tak dipertimbangkan, kadang aku jengkel namun ku coba meredam rasa. Kadang kami melewati hari-hari dengan memanjat pohon jambu yang sedang berbuah di beranda rumah friska. Kadang kami sering tak berteguran satu sama lain, semua kami lewati dengan lapang dada dan akhirnya kami berakhir disuatu hari dimana hari perpisahan antara aku dan teman-teman di Ocarina. Saat itu kami lewati dengan merayakan hari ulang tahun Mis.Anjar di saat itu juga kami berjalan-jalan dengan menyewa sepeda untuk berkeliling ocarina, berkejar-kejaran mengintari tiap sudut-sudut tempat tersebut. Tak terasa matahari telah berada di ufuk barat saatnya untuk kami melaksaanakan perpisahan singkat dimana kami akan berpisah dengan mom anjar yang harus berganti tugas disekolahnya yang baru dan harus berpisah dengan teman-teman ke kelas yang baru. Deraian air mata mengalir dipipiku saat aku harus menyadari segala kenangan itu harus berakhir saat itu dan disaat Mis. Anjar memberikan kami nasihat untuk menjadi seorang yang tangguh, dan menjadi seorang yang berhasil. Semakan menetes air mataku berderai bagaikan butiran debu saat itu, dan salingn berpelukan melewati kenangan-kenangan terakhir untuk kami.



Pagi yang membawa kedalam kelas baru, saat ini aku mendapat jurusan IPA bersama sahabatku Gres. Seperti  biasa aku tak mengenal sedikit pun teman-teman baruku disini hanya Andina, Gres, Mulya dan rominar, fitri  temanku yang berasal dari kelas X sementara teman-teman yang lain bagaikan orang asing dimataku. Memang sangat asing dan membuatku tak ingin berteman namun setelah melewati berbagai waktu akhirnya aku mulai akrab dengan mereka dan kadang kala akku sering bergabung dengan jean, dewita sambil berbicara tentang korea, dimulai dengan kelebayanku yang selalu bermimpi seorang lee min hoo akan menjadi tambatan hatiku dan menjadi pasangan serasi dan dunia ini serasa milik kami berdua dan yang lain ngontrak. Mendengar kelebayanku itu dewita, jean tak terima mereka hanya berkata aku mau muntah mendengarnya,  sambil tertawa aku pun mebalas celotekan mereka dengan PD nya. Di kelas XI IPA kami mempunyai wali kelas yang imut namun sering menasehati kami untuk rajin belajar, membuat belajar kelompok dan tiap tiak ada guru tak satupun boleh menggosip beliau bernama buTati. Namun kadang kala kami selalu rebut sehingga kami sering ditegur guru dan kadang kala saling  menyalahkan 1 sama lain sehingga terjadi percekcokan. Hingga pada suatu ketika bu tati marah atas ketidakkompakan kami selama belajar selalu saling menyalahkan namun tak satu pun mendengarkannya.
Aku dan gres yang tak memiliki gank pun hanya bias bermain berdua sehingga setiap guru yang melihat kebersamaan kami mereka selalu berkata ank kembar,ya? Aku pun hanya menjawab beda. Hampir semua orang menanyakan hal yang sama sampai aku bertanya didalam diriku apa sebenarnya yang terjadi sambil bertanya-tanya pada diri apakah kami benaran saudara apa tidak??? Sungguh menjenuhkan jika dipikirkan. Pagi yang dingin membawa aku melanjutkan mimpiku diatas kasur sambil memeluk bantal guling yang lembut. Dengan melihat kearaj jendela ternyata hari telah siang, aku kembali berlari dalam suasana mata yang masih mengantuk tak kusadari bahwa didepan ada genangan air dan aku terpeleset , mama ku yang melihatnya hanya bias tertawa terbahak-bahak sambil berkata lain kali hati-hati. Setibanya aku disekolah aku hendak mengejar gres dan meminta agar dia menungguku namun saat aku berlari aku tak melihat bahwa disekitar parkiran mobil kepala sekolah sekumpulan pasir yang sangat licin. Akhirnya dengan stamia yang membara aku terjatuh dan semua orang yang melihat kejadian itu hanya bias berkata hati-hati sambil tertawa. Hari itu adalah hari yang sangat memalukan untuk diingat.
Saat hari bahagiaku aku merasa senang saat aku berumur 16 tahun aku mendapat ucapan yang sangat banyak serta kado yang banyak saat aku berulang tahun, semua terasa lengkap dan bahagia saat teman ku menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan bahasa korea, semua terasa indah teman.

Setelah semua berlalu tiba saatnya kami melakukan perpisahan kami melakukan perjalan ke pantai mirota balerang dengan menaiki suatu bus kam ibernyanyi bersamasama meskipun saat yang sama keadaan kelas masih sangat kurang kompak. Disana kami merasa sangat senang bisa berfoto. Disaat kami melihat ada orang bermain banana boat kami pun sepakat untuk mencoba permainan yang menantang itu. Akhirnya aku, nurhalimah, gres, mulya, dan ijum menaiki banana boat yang satu dan mulia, andina,leli,jean,fitri dan dewita menaiki banana boat yang lain. Dengan rasa takut yang membara kami  memakai pelampung di badan dan menaiki banana boat serta memegang pegangannya dengan erat. Saat kami mengintari laut kami berteriak histeris karena banana boat yang kami naiki hamper jatus saat ingin belok di laut yang jauh dari keramaian. Aku pun mengucapkan selantun kata-kata doa kepada Tuhan agar diberi keselamatan, namun  tiba saat kami hendak sampai namun masih agak jauh dari darat kami dijatuhkan oleh para pengemudi . akhirnya kami terdampar dan saat yang bersamaan ijum terdampar agak jauh dari kami, untung petugas pertolangannya langsung cepat menolong ijum sampai kedarat.
Waktu pun masih terasa sayang untuk ku lewati akhirnnya aku membuat sebuah istana cinta bersama mulia sambil berfoto dan berenang. Sampai semua teman-teman lain berbasuh kami pun masih asik berenang dan saat bu tati mengatakan pulang kami langsung berlari ke toilet untuk berbasuh. Dan saat di toilet hanya ada 1 kamar mandi, terpaksa mulia meminta kami untuk mandi berdua. Itu adalah pengalaman yang sangat tak terlupakan
Selanjutnya kami berjalan melewati camp Vietnam dan berfoto-foto di sana dan kami tertawa bersama-sama saat melihat celetukan-celetukan teman-teman. Namun aku ingin menangis melihat monyet-monyet di sekitarku, merasa ingin ku bawa pulang mereka namun aku tak bisa menggapai segala kegelisahan dibalik keceriaan teman-temanku yang menghinanya. Menetes sebutir demi sebutir tanpa memikirkannya namun terlintas untuk menghapus segala tetesan itu karna temanku yang memanggilku saat itu. Aku hanya bisa berdoa semoga dibalik kehinaan diri monyet-monyet tersebut terbersik  kelebihan  dalam diri mereka dan berharap selalu ada rezeki yang mengalir untuk sang monyet.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kejembatan satu dan berfoto-foto disana sambil memakan jagung dan makanan lainnya. Tak terasa hari telah membawa kami untuk pulang dan mengakhiri segala perpisahan itu. Akhirnya kami masuk kedalam bus sambil bernyayi disaat itulah kekompakan kelas itu terasa, sama-sama bernyanyi lagu bondan prakoso-tetap semangat dan laskar pelangi. Kami pun sampai kesekolah dan aku pulang bersama mulia. Sepanjang libur ku lewati dengan biasa saja sampai waktu tak terasa membawaku sampai hari masuk sekolah pun tiba.

Sekarang aku menjadi siswa kelas XII IPA, namun pagi ini ku lewati dengan semangat namun saat menelusuri sudut-sudut jalan ku pandangi satu persatu siswa baru di sekolah ku masih menggunakan seragam SMP, saat itu ku temui sesosok pria ganteng yang menarik perhatian dan ternyata aku, gres, dan wilsa menyukai pria yang sama saat wilsa memberitahuku kalau pria itu yang disukainya. Hari-hari kami lewati bersama-sama sekarang kami sering melewati waktu bersama karna kami memiliki kecocokan.
Masa-masa putih abu-abu yang semakin  bersemi-semi saat aku, gres, wilsa dan pesta berencana melaksanakan kegiatan belajar kelompok. Kami selalu melakukannya setiap hari, setiap hari selalu aku mengeluarkan kecerewetan-kecerewetanku setiap kali mereka bermain, sebenarnya semua ku lakukan untuk keberhasilan bersama. Keesokan sorenya aku memberikan soal ujian yang sangat susah kepada mereka, sangat lucu saat pesta mencuri-curi pengalihan wajahku agar melihat kalkulator dan mencontek jawaban gres. Namun,saat ketahuan dia hanya tersenyum mengatakan sedikit saja, akhirnya karna aku memarahi dan mengomelinya dia menggunakan jurus cap-cip-cup-kembang kuncup ajaran wilsa. Saat di periksa ternyata jawabannya sangat memuaskan hampir semua tebakannya benar aku pun sangat kaget melihatnya sambil tertawa dan ingin mencoba mengikuti tebakan jingo pesta.
Saat di sekolah nurhalimah, bety, ijum, mulya, tety dan anak-anak cowok mereka mengisi keramaian kelas dengan bermain kartu, sambil tertawa-tawa karna salah satu dari mereka kalah. Saat siang tiba aku pun ingin melakukan permainan kartu domino itu namun saat bel masuk aku tak menyadari bahwa pak Ahmad wali kelas kami masuk dan melihat kami sedang bermain. Kami dijuluki ratu judi di kelas dan mulai saat itu aku tak mau melakukan hal yang sama.
Setelah beberapa hari berlalu nurhalimah membawa permainan baru yaitu ular tangga, semakin seru saat mereka bermain dengan tertawa dimana pesta yang hampir menang karus turun kembali dan melakukannya dari awal, kami sering di tegur guru namu kami tetap melakukan kebandalan yang sama dan menurutku itu dapat membuat otak yang stress sedikit ringan. Kami sering di marahi pak ahmad namun bagaikan tak memiliki telinga kami selalu melanggar segala nasehatnya.




Seminggu berlalu semakin hari wilsa semakin membangkitkan semangatku untuk melihat pria ganteng itu, aku, gres, Wilsa sering curi-curi pandang didepan kelas sampai saat dia melihat kami, kami langsung mengalihkan penglihatan mata kami kearah hutan. saat hari yang bersamaan wilsa mengajak aku untuk melihat pria yang kami sukai itu.
Setiap kali bertemu kami hanya tersenyum dan kadang berkata dalam hati bahwa mimpi apa yang kami alami hingga dapat bertemu pria ganteng seperti dirinya, hari-hari yang semakin menyenangkan hati saat di sekolah. Suatu pagi yang menjengkelkan saat aku baris aku bersampingan dengannya pria yang bernama aditya itu namun saat aku berbaris daam keadaan istirahat di tempat aku disenggol-senggol karna mulya yang berdiri di sebelah kanan ku memakan tempat yang cukup luas, lalu ku katakan bahwa aku semakin kesempitan kepada mulya namun mulya yang jahil menyenggol-nyenggol aku kea rah aditya sampai aku terjatuh. Aku pun memarahi mulya saat itu, aditya yang melihan omelan ku hanya bias tersenyum malu. Namun keadaan tidak mendukung, mulya hanya tertawa mendengar omelanku dan semakin senang mendorong-dorongku kearah aditya aku pun semakin jengkel namun didalam hatiku adasedikit ras senang yang membara.
Segala peristiwa menyenangkan itu harus tertutup oleh Saat-saat yang menyedihkan seperti  saat ini kami sedang di banjiri ujian-ujian. Namun, kami hanya memohon semoga kami bisa lulus, dan suatu saat nanti jika kami berhasil semoga kenangan indah kenangan buruk yang kami lakukan saat ini dapat ku simpan menjadi diary teridah yang telah kulsimpan dalam hati dan pikiranku dan berharap suatu saat nanti jika waktu telah tiba, jika semua telah indah pada waktunya kami bisa di pertemukan lagi dengan membawa keberhasilan.

   
Profil penulis

Henny C.C  Maharani namaku, lahir di Batam, 18 April 1995 di Rs. Otorita Batam. Aku adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara. Aku selalu mengembangkan hobi ku di bidang tari, dan dramasejak kecil aku selalu mengembangkan hobi ku itu, bahkan aku ingin bercita-cita menjadi artis dan membawa perubahan bagi ekonomi keluargaku. Aku juga berfikir bahwa aku ingin menjadi seorang dokter anak, bisa membantu anak-anak yang tidak bisa merasakan indahnya pengobatan tanpa memandang status ekonomi yang saat ini terjadi di setiap rumah sakit. Aku juga ingin belajar ke negeri  orang dan membawa ilmu itu untuk merubah negeriku. Menjadi kebanggaan untuk guru , orang tua , masyarakat , dan untuk TUHAN menjadi impianku saat ini. 



















0 komentar:

Posting Komentar